RESUME 8 GELOMBANG 15 TEO JATU SIP Pak Akbar dan Saya
TEO JATU SIP Pak Akbar dan Saya
Diawali oleh
sebuah video yang menarik tentang sebuah Materi Menulis: Langkah-langkah
Menulis buku oleh narasumber kita bernama Akbar Zainudin. Dari video tersebut
mengisahkan tentang enam huruf yang
penting dalam proses pembuatan buku berdasarkan pengalaman sang pemateri yaitu
Pak Akbar. Enam huruf itu adalah TOJTRP : Tema, Outline, Jadwal, Tulis, Revisi
dan Penerbit.
Pak
Akbar segera meluncur dengan menjelaskan satu persatu keenam huruf tersebut.
Saya mencoba untuk menata ulang keenam hurup tersebut supaya saya mudah
mengingatnya yaitu “TEO JATU SIP”. Dari perjalanan Pak Akbar menghasilkan karya
yang memberikan manfaat untuk umat manusia dengan menghasilkan buku dalam
proses yang tersusun sesuai arus lurus yang hadir dari imajinasi kata kata
hasil dari memori saraf manusia yang
terdiri dari beribu bahkan berjuta urat saraf manusia. Setiap langkah menulis
terdiri dari bagian-bagian tubuh buku yaitu Teo Jatu Sip yang terdiri dari:
1. “Te” untuk Tema
Bagi Pak Akbar Tema adalah rel yang
mengikat penulis dari awal menulis hingga akhir . Tema pada setiap buku berbeda
beda dan setiap buku memiliki satu tema. Contohnya kerja keras, romantisme,
cara belajar dan sebagainya. Sedangkan buku-buku Pak Akbar pada umumnya adalah
buku-buku motivasi. Seolah-olah tema
akan memberikan karakter bagi sang penulis sehingga memudahkan pembaca sudah bisa menebak tema dari buku tersebut
dengan mengetahui nama dari penulis tersebut.
Tema bagi saya adalah suatu fondasi atau kerangka dasar yang
merupakan detak jantung dari buku tersebut. Tema akan menjadi petunjuk inti dan
pedoman yang membantu saya untuk mengembangkan detak jantung menjadi suatu
aliran darah yang akan membantu penulis untuk selalu bernafas mencari ide-ide
untuk menjadikan tema tersebut menjadi sesuatu yang menarik.
2. “O” untuk Outline
Bagi Pak Akbar Outline sangat bermanfaat
agar tulisan kita terarah, bisa membuat jadwal dan target, menghindari ngeblank
pada saat menulis dan akhirnya membuat buku dapat terselesaikan. Dalam proses
menulis biasaya terlalu banyak ide-ide yang bagus meluncur bagaikan cahaya yang
tiba-tiba muncul keluar dari memori otak kita. Namun lebih baik kita fokus pada
suatu titik yaitu ide yang berkaitan dengan tema yang merupakan detak jantung
dari buku yang akan kita ciptakan.
Ada banyak cara agar outline kita
berkualitas, menurut Pak Akbar ada
beberapa pertanyaan yang harus kita kembangkan sesuai dengan jenis buku yang
akan tercipta.
a. Buku
Non Fiksi
Jika buku yang
diciptakan adalah buku jenis non fiksi, maka
gunakanlah prinsip dasar 5W 1 adalah. Why adalah alasan mengapa buku ini
ditulis, tujuannya serta manfaatnya
buku ini ditulis. How berbicara tentang bagaimana tips dan trick
strategi langkah-langkah . Pada buku non fiksi untuk 2W yang lain where dan
when biasanya tidak digunakan.
b. Buku Fiksi
Dalam membuat
outline untuk buku fiksi, penulis harus: pertama menjawab WHO yaitu siapa saja
tokohnya dan tentukan tokoh-tokoh yang akan menjadi bagian dari cerita. Kedua
menentukan karakter dengan cara menggambarkan profil setiap tokoh dan sifatnya
masing-masing. Ketiga Plot atau alur cerita dimana penulis menggambakan alur
cerita dari awal hingga akhir dan potongan ceritanya nanti akan seperti apa.
Dimana penulis akan membangun cerita emosionanya, dimana sedihnya, dimana
senangnya terus ending dari buku tersebut apakah happy ending, sad ending dan
sebagainya.
Outline bagi saya seperti
kerangka tubuh manusia, karena outline yang membuat buku tersebut menjadi
sebuah karya yang kokoh dan berkualitas. Karena dengan outline akan membuat
fungsi tema yang merupakan jantung akan mengalirkan pesan dari buku menuju
tujuan akhirnya.
3. “Ja” Untuk Jadwal
Bagi
Pak Akbar , jadwal penulisan merupakan
alat pengendali kita untuk memudahkan kita untuk mengendalikan dan mengevaluasi
dari hasil tulisan kita. Contoh jika dalam daftar isi sudah terdapat 30 judul. Mulailah
membuat jadwal secara rill. Katakana 1 tulisan tulisan jadwalnya seminggu. Dengan
menyusun jadwal kita bisa memberikan target kapan buku tersebut akan selesai.
Cara membuat
jadwal yaitu:
a.
buatlah tabel dengan empat kolom, yang berisi
nomor judul, judul artikel, target lama menulis, tanggal,keterangan
b.
isi nomor
c.
isi judul artikel
d.
perkirakan berapa lama (berapa hari) artikel
akan ditulis
e.
Buat sesuai dengan tanggal yang ada saat ini
f.
Isi keterangan dengan apakah sudah selesai atau
belum
Bagi
saya jadwal penulisan bagaikan waktu peredaran darah manusia. Bagaimana memastikan
darah sampai pada waktunya sehingga jantung tetap bisa berdetak. Saya merasakan
ini ketika menyusun tesis saya waktu itu. Sebagai saran lanjutan jadwal tadi
saya selalu tempelkan dikamar ditempat yang selalu saya lihat sebagai penggerak
dan sensorik ketika virus-virus malas mulai menyebar dijiwa.
4. “Tu” Untuk Tulis
Bagi Pak Akbar, dalam menulis sangat
ditentukan oleh disiplin diri dan komitmen apakah tulisan kita akan selesai
atau tidak. Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku
untuk satu tulisan sampai sempurna.
Bagi saya, tulisan merupakan darah
dari sebuah buku yang membawa semua zat-zat yang penting untuk memastikan bahwa
jantung tetap berdetak. Uraian kata-kata yang keluar dari ide-ide dari
saraf-saraf yang berada diotak kita hasil dari observasi data dan informasi
yang telah kita peroleh dari banyak membaca karena membaca adalah kunci dari
membuka wawasan kita.
5. “Si” Untuk Revisi
Bagi Pak Akbar, revisilah tulisan
jika seua draf tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai
sempurna. Proses revisi adalah
1) Menyelesaikan
semua draft buku
2) Melakukan
revisi pada data dan informasi yang kurang, tata bahasa, gaya tulisan disamakan
dari awal hingga akhir dan judul-judul artikel dimana judul artikel harus
dibuat semenarik mungkin.
Bagi saya,
Revisi adalah proses darah yang membawa zat-zat keginjal untuk dilakukan
saringan mana zat yang penting dan mana zat yang tidak penting. Dalam melakukan
revisi tidak hanya sekali, tetapi perlu dilakukan beberapa kali sehingga buku
itu benar-benar sempurna dan penulis harus benar-benar yakin bahwa buku
tersebut sudah siap untuk dibawa kepenerbit.
6. “P” Untuk Penerbit
Bagi Pak Akbar, Penerbit merupakan
tujuan utama dari sebuah buku. Penerbit yang menentukan apakah buku ini layak
untuk diterbitkan dengan melihat kebutuhan masyarakat sebagai pembaca dengan
menjawab beberapa pertanyaan Apakah pembaca butuh buku kita, siapa yang butuh,
berapa banyak orang yang butuh, dan buku kita menjawab kebutuhan apa. Oleh karena
itu sangat penting bagi kita untuk memahami buku kita siapa yang akan beli dan
siapa yang kira-kira akan membacanya.
Bagi saya, Penerbit seperti
paru-paru yang menentukan apakah buku yang kita susun layak untuk bernafas dan
memberikan oksigen yang dihasilkan untuk masyarakat. Penerbitlah yang akan
menentukan apakah pesan yang ingin kita sampaikan dalam buku yang kita susun
akan berdampak bagi kebutuhan masyarakat.
Perbandingan yang keren. Bapak guru mapel IPA ya rupanya?
ReplyDeleteSaya seorang ibu pak..hehehe
DeleteTeo Jatusip
ReplyDeleteTemanku, oke. Jangan tunda, segera ikuti petunjuknya (petunjuk Mas Akbar)
Salam !
Luar biasa bgus tulisannya. Mari belajar menulis dan menerbitkan buku dari pak akbar zainudin
ReplyDeleteBagaimana caranya pak menerbitkan buku
DeleteSemangat bu, yang penting menulis dulu
ReplyDeleteTeo jatu sip memang sip👍
ReplyDeleteTeo jatu sip memang sip👍
ReplyDeleteIde yg bagus. Siip...
ReplyDeleteSukses ya ...
Teo Ja Tu Sip
ReplyDeleteEmang SIP..
keren akronimnya jadi lebuh melekat dikepala...
TeoJaTuSip mantaaap
Makasi teman teman...saya kembali semangat menulis..karena untaian kata dari teman teman semuanya
ReplyDelete