Dibalik hikmah penyakit cacar

Pada hari Sabtu,3 April 2021 anakku yang nomor 2 umur 8 tahun  dan nomor 3 umur 6 tahun mengalami demam panas. Dua hari kemudian, timbullah bintik-bintik merah yang mengatakan bahwa mereka positif terkena cacar yang telah tertular dari ayahnya. Karena tiga minggu sebelumnya, ayah mereka juga terkena penyakit cacar. 

Tanggal  5 April 2021 tepatnya hari Senin, giliran anakku nomor 1 umur 10 tahun. Aku bersyukur aku tidak tertular mungkin karena aku sudah mengalami penyakit cacar pada kelas 2 SMP. Penyakit cacar yang dialami oleh anak-anakku harus didampingi dan penuh kesabaran aku merawat mereka. Mereka mengalami demam yang naik turun belum lagi badan mereka yang dipenuhi dengan bintik-bintik merah yang terkadang gatal dan sangat menyiksa.

Sebagai obat pamungkas dan obat mujarab, aku menyiapkan air kelapa muda untuk anak-anakku. Air kelapa muda berfungsi untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit cacar karena semakin cepat bintik-bintik cacar keluar dari tubuh mereka, maka semakin cepat pula mereka akan sembuh.

Hari demi hari, mereka terpaksa diisolasi dan dikurung dirumah karena penyakit cacar adalah penyakit yang cepat menular. Kejenuhan, rasa bosan, dan rasa suntuk karena hampir 2 minggu berada dirumah. Akupun menambah jatah untuk youtube yang biasanya hanya satu jam, terpaksa aku mengalah menjadi dua jam. 

Kesabaran dan kedisplinan membuahkan hasil dalam waktu dua minggu, penyakit cacar anakku mulai sembuh dan mereka pun sudah mulai berpuasa pada hari minggu tanggal 18 April 2021. Ketiga anakku menyambut dengan antusias dan gembira tapi ada satu yang mereka inginkan yaitu mereka ingin keluar bermain sepuasnya dan menyambut kemerdekaan mereka dalam melawan penyakit cacar. Aku berharap suatu saat nanti kita juga semua akan menyambut kemerdekaan dalam melawan pandemi Covid 19. Semoga kita dan keluarga kita semua berada dalam kondisi sehat dan merdeka untuk bebas pergi kemanapun yang kita inginkan.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Resume 3 Gelombang 15

  RANTAI INSPIRASI             Malam Sabtu, 7 Agustus 2020 sebuah cerita mimpi dimulai. Kisah inspiratif yang diluncurkan dari pengalaman seorang wanita hebat bernama Mbak Tere.   Salah satu sahabat Om Jay yang juga terinspirasi dari pelatihan menulis gelombang 4(empat) yang dipelopori oleh Om Jay dan kawan kawan.             Tidak disangka bintang keberuntungan hadir dengan hadirnya Prof Richardus Eko Indrajit kedalam kehidupan Mbak Tere. Prof Eko merupakan salah satu orang yang menjadi bagian dari perubahan Mbak Tere menjadi seorang penulis.             Keberanian Mbak Tere meluncur seperti air bah, setelah ditantang oleh Prof Eko untuk menerbitkan buku dalam jangka waktu seminggu. Prof Eko layaknya pebimbing arah bagi Mbak Tere. Dalam proses menulis, Mbak Tere juga terinspirasi oleh rekan-rekan penulis dari berbagai daerah. Mereka juga merupakan guru dan dosen yang juga wajib menulis buku dalam waktu seminggu.             Secara dinamis, kata-kata keluar dan ditulis dengan l
Read more
  10.32 – 10.45 KALA TUA ADALAH MUDA             Nenekku dan ibu menikah diusia yang sangat muda yaitu nenekku 12 tahun dan ibuku 14 tahun..Umur yang menanjak ABG, dimana masa masa remaja untuk wanita untuk mengetahui romansa jatuh cinta, untuk memulai belajar makeup, berkumpul dan berjalan dengan teman sebaya..Namun takdir dan jodoh mereka sudah datang dalam kehidupan mereka. Namun mereka menerimanya dengan ikhlas..Merekapun menjadi seorang ibu diusia yang sangat muda. Kami dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan penuh perjuangan. mereka selalu berkoran demi pendidikan kami. Nenekku rela menjual hasil ladang agar kami tetap sekolah sedangkan .ibuku menjual emas yang dimiliki agar kami bisa mencapai cita cita kami. Saat ini, perjuangan mereka tidak sia dia karena kami semuanya telah bisa mencapai pendidikan dan cita cita yang diinginkan. Saat ini nenekku dan ibuku hanya ingin merasakan kebahagiaan dengan berjalan jalan kemana saja yang mereka inginkan. Ketika ada undangan pern
Read more

Puisi dengan Judul "Aku Rindu Padamu Guruku"

 Anakku menatap buku sekolahnya Sambil bertanya kepadaku "Ibu.. Kapankah aku sekolah" Berulang kali aku menjawab dan jawabannya tetap sama "Sabar ya nak..masih Corona" "Corona Corona Corona" Gumam Anakku Corona telah merengut waktu sekolah anakku Tiada henti dia berdoa Meminta Kepada Allah yang Maha Kuasa Supaya Corona pergi jauh dan menghilang Karena dia anakku sudah sangat rindu dengan Sekolah   Senyum tawa dari gurunya Guru yang selalu menatapnya diwaktu pagi sampai sore Guru yang tiada henti merangkulnya ketika dia salah arah Guru yang selalu disampingnya ketika dia bingung Aku rindu padamu guruku Kapankah kita bertemu lagi seperti dulu
Read more